Sabtu, 17 November 2012

TESIS TENTANG BUDAYA

MODERN DANCE VS TRADITIONAL DANCE


 

 


Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia. Budaya ndonesia sangat banyak. Dalam hal ini kita berbicara tentang tari. Tari sendiri adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Banyak tarian yang berasal dari Indonesia, sebagai bangsa indonesia tarian tradisional adalah salah satu budaya bangsa. Untuk itu alangkah baiknya apabila tarian tradisional dapat terus di lestarikan sampai kapanpun.
Berikut ini adalah contoh-contoh dari beberapa tari tradisional di Indonesia. Yaitu:

1.       Tari Reog Ponorogo (Bali)
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok Warok dan Gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat



2.      Tari Saman (Padang)
Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.
Dan lain-lain.
3.      Tari Tor-Tor (Sumatra Utara)
 (dan juga Gondang Sembilan) adalah kesenian yang berasal dari Mandailing, Sumatera Utara. Kata “Tor-Tor” berasal suara entakan kaki penari Tor-Tor diatas papan rumah adat Batak dan penari bergerak dengan iringan Gondang yang berirama mengentak. Tujuan tari Tor-Tor itu sendiri untuk upacara kematian, panen, penyembuhan dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini memiliki proses ritual yang harus dilalui. Pesan dari ritual tersebut ada 3; yaitu takut dan taat pada Tuhan, ritual untuk leluhur dan orang-orang yang masih hidup agar dihormati, dan terakhir pesan untuk khalayak ramai yang hadir ke dalam acara. Makna tarian ini juga ada tiga yakni untuk ritual, penyemangat jiwa dan sarana untuk menghibur.
4.      Tari Pendet (Bali)
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi (? – 1967). Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar.
Dalam penulisan ini akan dibahas tentang pengaruhnya budaya luar (western) dalam hal tari-tarian. Pengaruh dalam efek globalisasi ini membuat efek yang besar dalam hal budaya tari di Indonesia. Dari mulai musik, pakaian, dan gerak tubuh dalam tari tersebut. Jika in terus dibiarkan maka budaya bangsa Indonesia akan luntur begitu saja. Bukan hanya luntur, bahkan bisa menghilang. Dalam tulisan ini akan menambah pengetahuan atau bahkan menimbulkan kesadaran bagi pembaca agar dapat melestarikan budaya tari Indonesia. Tulisan ini juga memuat solusi dari masalah-masalah yang ada.
Banyak masyarakat terutama anak muda yang tidak melestarikan tarian-tarian dari budaya atau adat mereka sendiri. Itu disebabkan banyaknya pengaruh-pengaruh dari luar (budaya western). Setelah mereka mengetahui budaya tersebut, akhirnya mereka lebih memilih untuk beralih ke budaya luar tersebut daripada budayanya sendiri. Terutama anak-anak muda yang tinggal dikota. Mereka lebih cenderung memilih berkehidupan individual, glamour, dan mengikuti perkembangan zaman. Bahkan dipedesaan juga sama seperi itu. Sifat-sifat itulah yang diadopsi sebagian banyak anak muda atau penerus bangsa. Sehingga mereka menganggap bahwa kesenian atau budayanya itu dianggap “kuno”.
Dalam hal ini berkenaan dengan tarian, banyak cara budaya luar memperkenalkan budaya mereka ke Indonesia. Dengan cara masuknya aliran-aliran musik, gerak tubuh saat menari, film-film. Dan biasanya untuk menari tarian medern ini tidak menggunakan baju (kostum) yang khusus seperti tari tradisional. Akan tetapi tari modern ini menggunakan baju bebas yang desainnya sesuka hati. Belajar tari-tarian dari luar itu memang penting agar kita juga dapat mengikuti perkembangan zaman seperti sekarang ini. Akan tetapi tidak terlalu aktif dalam mengikuti perkembangan zaman dan terlalu pasif dalam ketradisionalan budaya sendiri. Boleh senang dengan tren-tren budaya asing, akan tetapi tidak melupakan budaya bangsa Indonesia sendiri dengan cara melupakan budaya kita sendiri.


Ada cara lain untuk tetap melestarikan tarian tradisional kita di Indonesia. Yaitu dengan cara banyaknya pelatihan atau kegiatan-kegiatan yang berkenaan tentang budaya khususnya tentang tari tradisional budaya kita. Banyaknya pengenalan kembali dan pelatihan ditiap sekolah atau kampus. Misalnya menambahan kegiatan ekstakulikuler tarian tradisional di setiap sekolah atau bisa juga mengadakan seminar tentang budaya tari. Atau bahkan membangun sanggar untuk mengadakan pelatihan tari tradisional tersebut. Dan alangkah baiknyajika para orang tua mendaftarkan anak-anaknya di sanggar tari tersebut.
Ada lagi satu cara lain yang dapat menumbuh kembangkan tarian tradisional bangsa Indonesia sendiri. Yaitu banyaknya perlombaan-perlombaan atau kompetisi tari tradisional di berbagai tingkat. Misalnya tingkat antar sekolah, antar sanggar, tingkat kabupaten, tingkat propinsi, bahkan tingkat nasional. Cara ini dapat dilakukan oleh anak-anak berumur 5 tahun sampai dewasa. Sebaiknya kegiatan ini dilakukn rutin tiap tahunnya. Atau bahkan dapat dilakukan juga disetiap hari kemerdekaan. Kegiatan ini dapat dilakukan di setiap RT.
Dengan cara-cara seperti ini kita dapat melestarikan serta menumbuh kembangkan tari tradisional di tanah air kita ini agar tidak tertindih atau disingkirkan budaya luar karena efek globalisasi. Banyaknya pelatihan, banyaknya didirikan sanggar tari tradisional, atau pelombaan-perlombaan, banyaknya seminar-seminar atau penyuluhan tentang budaya tari tradisional akan tetap menjaga keutuhan budaya kita yaitu budaya bangsa Indonesia. Lebih baik lagi jika orangtua-orangtua memberi ajaran kepada anak-anaknya tentang budaya-budaya bangsa Indonesia. Yakin dan percaya jika kita menjalankan ini dengan hati ikhlas dan penuh tanggung jawab kita akan dapat menjaga budaya bangsa tanah air kita.

0 komentar:

Posting Komentar